Dentang jam kerja burung 
Bahkan sebelum itu 
Bahasamu termenung 
Ketika matahari dapt kau intip dari ketiak
Kau hidupi kehidupan lain selain hidupmu 
Ketika matahari membakar ubun 
Tak jua kau peduli ribuan panah api
Menghujan menghitamkan darah bahkan putih nanah
Betapa beban
Punggungmu pungguk sapi karapan 
Tak dihargai waktu 
Namun laut yang menetes dari pelipis matamu 
Tertadah wujud yang tak mampu dicerna akal
Dan ketika kau menghadap senja 
Sunyi kembali tiupan angin 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar