Sayap-sayap hitam membentang
Puluhan waktu serentak berdentang
Arah pun berubah pandang
Gumpalan angan belomba pasang
Degup jantung bergemuruh
Bias kaca buram mengisi seluruh
Sayup-sayup bayu selirih berbisik
Segara, tak kunjung habis tuan kau usik
Tiada sesal engkau
Maafkan ruh kami
Lupakan lika-liku kami
Kau tuli
Tapi kau tak buta
Murka
Kau telan mentah dosa-dosa
Namun tak sepantasnya kau korbankan mereka
Ia yang tak pernah mengenal dosa
Namun aku berpegang hati
Garismu tak pernah salah mengisi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar