Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang terjadi dari beberapa kalimat tunggal yang kedudukannya tidak setara, yakni yang satu menjadi bagian yang lain. Kalimat majemuk bertingkat berasal dari beberapa kalimat tunggal yang diubah menjadi kalimat baru yang mampu berdiri sendiri.
Contoh:
Ia datang kemarin. (kalimat tunggal)
Ia datang ketika orang sedang mendengarkan siaran TV. (kalimat majemuk bertingkat)
Macam-macam hubungan
a. Hubungan waktu, dibedakan menjadi empat yaitu:
1. Waktu batas permulaan: sejak, sedari, dan semenjak. Contoh: sejak aku duduk di bangku SD, aku sudah hidup mandiri.
2. Waktu bersamaan: sewaktu, ketika, seraya, serta, sambil, sementara, selagi, tatkala, dan selama. Contoh: peristiwa itu terjadi sewaktu kontak senjata terjadi.
3. Waktu berurutan: sebelum, setelah, sesudah, seusai, begitu, dan sehabis. Contoh: ia pulang ke desa setelah kuliahnya selesai.
4. Waktu batas akhir: sampai dan sehingga. Contoh: gotong royong dilakukan sampai seluruh pekerjaan selesai.
b. Hubungan syarat, terdapat dalam kalimat yang anak kalimatnya menyatakan syarat terlaksananya yang disebutkan dalam klausa utama. Konjungsi yang biasa dipakai adalah jika, jikalau, kalau, asal, asalkan. Selain itu, konjungsi syarat yang berkaitan dengan waktu: kalau, bila, apabila, dan bilamana.
Contoh: anda boleh makan makanan yang mengandung lemak asalkan anda mengetahui batas jumlah lemak yang tidak mengganggu kesehatan anda.
c. Hubungan pengandaian, terdapat dalam kalimat majemuk yang klausa bawahan menyatakan andaian terlaksananya yang dinyatakan dalam klausa utama. Konjungsi yang digunakan adalah seandainya, andaikata, andaikan, sekiranya, jangan-jangan.
Contoh: seandainya dana pendidikan sesuai dengan keputusan pemerintah, rakyat Indonesia menjadi rakyat yang pandai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar